SMP Al Khairaat hadir menerapkan sistem pendidikan terpadu, Pembentukan karakter dan penanaman nilai-nilai karakter islam serta kompetensi kepemimpinan (Leadership) tidak hanya dilakukan pada mata pelajaran tertentu tetapi terintegrasi baik diseluruh mata pelajaran, maupun aktivitas keseharian sehingga karakter dan nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan dalam diri siswa.

Profile

Pendiri Yayasan Miftahul Khairaat


DR.HABIB SYECH ALJUFRI
DR. Habib Syech bin Ali Aljufri lahir di Pekalongan, Jawa Tengah 22 Juni 1940, dari ayahanda Habib Ali Bin Soleh Aljufri dan Umi Sy Zainah. Beliau sekolah S.R.I Ma’had Islam Pekalongan pada tahun antara 1948 – 1955 ( 7 tahun ), setelah selesai beliaupun melanjutan masih di S.M.I Ma’had Islam Pekalongan 1955 – 1958 ( 3 tahun ) lalu diteruskan di S.M.A. Muhammadiyah Pekalongan 1958 – 1959 ( 1 tahun ) lalu pindah ke pesantren Darul–Hadist AlFaqihiyah di Malang, Jawa Timur selama kurang lebih 16 tahun (1959 – 1975) beliau menempa ilmu agama. Selepas dari pesantren beliau langsung ke Jakarta dan mengamalkan ilmunya dalam bidang da’wah dan pendidikan beliaupun salah satu anggota Anggota Dewan Pendiri dan Mustasyar ( Penasehat ) Ittihadul – Muballighin ( persatuan para muballigh seluruh Indonesia ) pada tahun 1977 – hingga kini.

Atas ketidakputusasaannya dalam mempelajari agama Islam serta mengamalkannya, beliaupun berhasil mendirikan beberapa Yayasan yaitu Yayasan Miftahul Khairaat 1 dan 2, Yayasan Daarul Fudhola serta masjid dan pesantren Yatim Al Khairaat di Pekalongan Jawa Tengah. Serta atas jasanya dalam bidang da’wah dan pendidikan inilah, The Regents of Northern California Global University, Amerika Serikat pada tanggal 28 Juli 2002 menganugrahi gelar dokter hanoris causa (HC) kepada beliau.

Sebagaimana telah disebutkan di atas, beliau telah menikah dan di karuniai anak 9 orang, beliaupun tidak tanggung – tanggung menyekolahkan anaknya sampai ke hadramaut (YAMAN) dan semua itu tidak percuma / sia – sia belaka, anak – anaknya pun berhasil mengikut jejak Habib Syech – panggilan akrab beliau, sebagai pengajar / guru agama di salah satu pesantren yang beliau kelola.

Bagaimana beliau memajukan atau mendanai pesantren yang beliau kelola ? Beliau mendapatkan dana diantaranya :
1. Para Donatur (Infaq, Shodaqoh serta Zakat)
2. Jika ada undangan untuk ceramah diluar negeri (Singapore, Malaysia dan lain – lain) beliau selalu membawa buku untuk dijual kepada para jemaah disana, dan hasil dari penjualan buku tersebut beliau gunakan untuk kepentingan umat bukan untuk kepentingan pribadi.

Hingga saat ini pesantren dan Yayasan yang beliau kelola selalu beliau wakafkan, dengan tujuan untuk kemajuan pendidikan umat Islam itu sendiri agar tidak ketinggalan di dalam ilmu pengetahuan dengan mengikuti perkembangan zaman. Semoga apa yang menjadi tujuan mulia beliau akan terwujud, AMIN.